Ajaran Islam sesungguhnya mampu memberikan jalan keluar (solusi) terhadap problematika sosial umat manusia, dia berada dalam hati manusia yang mampu menangkap tanda‑tanda zaman perubahan sosial, politik dan ekonomi di sekitarnya. Mereka yang mampu menangkap tanda tanda‑tanda zaman perubahan sosial, politik dan ekonomi tersebut, mereka adalah orang‑orang beriman.
Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi yang selalu mengalami perubahan hanya bisa diatasi dan dihilangkan dengan :
- Mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
- Jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
- Apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
- angan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.
Keempat kata‑kata tersebut merupakan "amanat" dari ajaran agama Islam untuk tidak menunggu perubahan sosial, politik dan ekonomi dalam hidup ini, tetapi memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia luar dan disekitarnya. Sikap hidup menjemput bola, bukan menunggu bola merupakan sikap hidup sesuai ajaran Islam.
Sikap dinamis seperti itu diperlukan untuk mengantisipasi selemah‑lemah iman yang menjadi kata‑kata kunci perubahan sosial, politik dan ekonomi yang diinginkan oleh agama Islam melalui tiga cara hidup yakni,
- bantu dirimu sendiri (self help),
- bantu orang lain (self less help), dan
- saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),
Ketiga konsep hidup ini tidak mengajarkan seseorang untuk tidak tergantung kepada orang lain.
Ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana‑mana oleh mereka yang menjadi tempat bergantung.
Oleh karena itu Hilangkan Apatisme Politik dan janganlah hanya menjadi "pengamat" dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi karena Sikap apatisme politik dan menjadi "pengamat" dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi tersebut adalah sikap mereka yang memiliki selemah‑lemah iman (adh'aful iman)
Wallahua'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar